Data Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

Data Terakhir: Februari 2025
Sumber: Kelian Banjar Dinas
Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan
Banjar | Belum Kawin | Cerai Hidup | Cerai Mati | Kawin | (Tidak Mengisi) | Jumlah |
---|---|---|---|---|---|---|
Alangkajeng | 131 | 3 | 17 | 138 | 269 | 558 |
Batu | 322 | 13 | 26 | 377 | 0 | 738 |
Delod Bale Agung | 538 | 10 | 77 | 699 | 1 | 1325 |
Gambang | 280 | 12 | 35 | 336 | 0 | 663 |
Lebah Pangkung | 352 | 16 | 59 | 400 | 0 | 827 |
Munggu | 324 | 2 | 40 | 431 | 0 | 797 |
Pande | 484 | 17 | 69 | 590 | 4 | 1164 |
Pandean | 88 | 1 | 2 | 34 | 91 | 216 |
Pengiasan | 282 | 4 | 33 | 342 | 2 | 663 |
Peregae | 273 | 5 | 46 | 343 | 0 | 667 |
Serangan | 251 | 10 | 29 | 292 | 3 | 585 |
Total | 3325 | 93 | 433 | 3982 | 370 | 8203 |
Jumlah penduduk di setiap banjar dikategorikan berdasarkan status perkawinan mereka. Dari total 8.203 penduduk, sebanyak 3.325 orang tercatat sebagai belum kawin, sementara kelompok terbesar adalah mereka yang berstatus kawin, dengan jumlah mencapai 3.982 orang. Sementara itu, terdapat 93 orang yang berstatus cerai hidup dan 433 orang yang berstatus cerai mati.
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di wilayah ini telah menikah, mencerminkan pola umum dalam struktur sosial masyarakat. Tingginya angka penduduk yang belum kawin juga menunjukkan potensi pertumbuhan demografi di masa mendatang, terutama dari kalangan usia muda yang masih dalam tahap pendidikan atau awal karier.
Di sisi lain, jumlah penduduk yang berstatus cerai hidup dan cerai mati memberikan gambaran mengenai dinamika sosial dalam komunitas ini, termasuk faktor ekonomi, budaya, serta tingkat kesejahteraan keluarga. Selain itu, terdapat 370 orang yang tidak mengisi status perkawinannya, yang dapat mencerminkan kurangnya pencatatan administratif atau faktor lain seperti keengganan individu untuk melaporkan status mereka.
Distribusi ini mencerminkan komposisi demografis penduduk dalam berbagai tahap kehidupan pernikahan, yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah desa dalam merancang kebijakan sosial, program kesejahteraan keluarga, serta layanan pendukung bagi kelompok tertentu seperti janda, duda, atau mereka yang belum menikah.