Mengwi Hadir di Subak Spirit Festival: Menguatkan Ekosistem Budaya dan Swasembada Pangan

09 November 2024
KIM Desa Mengwi
Dibaca 144 Kali
Mengwi Hadir di Subak Spirit Festival: Menguatkan Ekosistem Budaya dan Swasembada Pangan

Subak Spirit Festival yang diselenggarakan di Jatiluwih, Tabanan, memiliki peran penting dalam memperkuat komitmen dalam melestarikan lanskap subak sebagai warisan dunia sambil menjawab tantangan ketahanan pangan. Sejak ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada 29 Juni 2012, sistem pengairan tradisional subak diakui sebagai warisan budaya yang unik yang harus dilindungi sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali. Festival ini mendorong sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan subak di tengah perubahan zaman.

Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan bersama pemangku kepentingan telah merancang Platform Subak Spirit yang terdiri dari tujuh ruang aktivasi, seperti Budaya, Ekologi, Pengetahuan, Gastronomi, Olahraga, Hiburan, dan Publikasi. Platform ini bertujuan memperkuat ekosistem lanskap subak di Bali dengan pendekatan menyeluruh dan berkelanjutan. Festival tahun 2024 ini menjadi awal dari pengembangan Platform Subak Spirit, menghadirkan beragam kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai lokal dan kearifan lokal, serta memperkenalkan potensi ekonomi desa melalui produk UMKM yang ada.

Salah satu momen penting dalam festival ini adalah Deklarasi Bersama yang melibatkan Pemerintah RI, Pemerintah Provinsi Bali (diwakili oleh Pj. Gubernur Bali), serta pemerintah kabupaten di kawasan lanskap subak, seperti Tabanan, Gianyar, Bangli, Badung, dan Buleleng. Deklarasi ini menjadi simbol komitmen bersama untuk mengelola dan menjaga lanskap subak sebagai bagian penting dari ketahanan pangan nasional.

Desa Mengwi adalah contoh kolaborasi antara desa dalam melestarikan budaya subak dan meningkatkan ekonomi berbasis masyarakat. Perbekel Desa Mengwi, I Nyoman Suwarjana, SE, bersama Daya Desa Mengwi, aktif berpartisipasi dalam festival dengan stand UMKM yang menampilkan produk lokal sebagai upaya mendukung ketahanan pangan. Sebagai bagian dari desa di kawasan warisan dunia, Desa Mengwi dan desa lainnya menampilkan kearifan lokal yang dapat menjadi kekuatan ekonomi dan menjaga keberlanjutan budaya Bali.

Melalui Deklarasi Bersama dan peluncuran Platform Subak Spirit, festival ini menegaskan bahwa pelestarian ekosistem subak adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan budaya. Partisipasi Daya Desa Mengwi dan desa lainnya menekankan pentingnya peran sentral desa dalam mendukung visi ketahanan pangan dan melestarikan warisan dunia di Bali.

Pada tanggal 9-10 November 2024, Subak Spirit Festival yang diselenggarakan di Jatiluwih, Tabanan, memiliki peran penting dalam memperkuat komitmen dalam melestarikan lanskap subak sebagai warisan dunia sambil menjawab tantangan ketahanan pangan. Sejak ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada 29 Juni 2012, sistem pengairan tradisional subak diakui sebagai warisan budaya yang unik yang harus dilindungi sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali. Festival ini mendorong sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan subak di tengah perubahan zaman.

Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan bersama pemangku kepentingan telah merancang Platform Subak Spirit yang terdiri dari tujuh ruang aktivasi, seperti Budaya, Ekologi, Pengetahuan, Gastronomi, Olahraga, Hiburan, dan Publikasi. Platform ini bertujuan memperkuat ekosistem lanskap subak di Bali dengan pendekatan menyeluruh dan berkelanjutan. Festival tahun 2024 ini menjadi awal dari pengembangan Platform Subak Spirit, menghadirkan beragam kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai lokal dan kearifan lokal, serta memperkenalkan potensi ekonomi desa melalui produk UMKM yang ada.

Salah satu momen penting dalam festival ini adalah Deklarasi Bersama yang melibatkan Pemerintah RI, Pemerintah Provinsi Bali (diwakili oleh Pj. Gubernur Bali), serta pemerintah kabupaten di kawasan lanskap subak, seperti Tabanan, Gianyar, Bangli, Badung, dan Buleleng. Deklarasi ini menjadi simbol komitmen bersama untuk mengelola dan menjaga lanskap subak sebagai bagian penting dari ketahanan pangan nasional.

Desa Mengwi adalah contoh kolaborasi antara desa dalam melestarikan budaya subak dan meningkatkan ekonomi berbasis masyarakat. Perbekel Desa Mengwi, I Nyoman Suwarjana, SE, bersama Daya Desa Mengwi, aktif berpartisipasi dalam festival dengan stand UMKM yang menampilkan produk lokal sebagai upaya mendukung ketahanan pangan. Sebagai bagian dari desa di kawasan warisan dunia, Desa Mengwi dan desa lainnya menampilkan kearifan lokal yang dapat menjadi kekuatan ekonomi dan menjaga keberlanjutan budaya Bali.

Melalui Deklarasi Bersama dan peluncuran Platform Subak Spirit, festival ini menegaskan bahwa pelestarian ekosistem subak adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan budaya. Partisipasi Daya Desa Mengwi dan desa lainnya menekankan pentingnya peran sentral desa dalam mendukung visi ketahanan pangan dan melestarikan warisan dunia di Bali.